Friday, March 31, 2017

Ibadah dan Amalan Utama Bulan Ramadhan Yang Dianjurkan

Bln. Sya’ban yaitu bln. yang disenangi untuk perbanyak puasa sunah. Dalam bln. ini, Rasulullah SAW perbanyak puasa sunah. Bahkan juga beliau nyaris berpuasa sebulan penuh, terkecuali satu atau dua hari diakhir bln. saja supaya tak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. Di bawah ini dalil-dalil syar’i yang menerangkan hal semacam itu :
عَن�' عَائِشَةَ أُمِّ ال�'مُؤ�'مِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَن�'هَا أَنَّهَا قَالَت�' : وَمَا رَأَي�'تُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ اس�'تَك�'مَلَ صِيَامَ شَه�'رٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَي�'تُهُ فِي شَه�'رٍ أَك�'ثَرَ مِن�'هُ صِيَامًا فِي شَع�'بَانَ
Dari Aisyah R. A berkata : “Aku tak pernah lihat Rasulullah SAW lakukan puasa sebulan penuh terkecuali puasa bln. Ramadhan serta saya tak pernah lihat beliau semakin banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bln. Sya’ban. ” (HR. Bukhari no. 1969 serta Muslim no. 1156)
Dalam kisah lain Aisyah berkata :
كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ أَن�' يَصُومَهُ شَع�'بَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
“Bulan yang paling di cintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah yaitu bln. Sya’ban, lalu beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan. ” (HR. Abu Daud no. 2431 serta Ibnu Majah no. 1649)
عَن�' أُمِّ سَلَمَةَ قَالَت�' : مَا رَأَي�'تُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَه�'رَي�'نِ مُتَتَابِعَي�'نِ إِلَّا شَع�'بَانَ وَرَمَضَانَ
Dari Ummu Salamah R. A berkata : “Aku tak pernah lihat Rasulullah SAW berpuasa dua bln. berturut-turut terkecuali bln. Sya’ban serta Ramadhan. ” (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no. 1648, serta Ahmad 6/293)
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis : “Hadits ini adalah dalil keutamaan puasa sunah di bln. Sya’ban. ” (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari)
Imam Ash-Shan’ani berkata : Hadits ini tunjukkan kalau Rasulullah SAW mengistimewakan bln. Sya’ban dengan puasa sunnah semakin banyak dari bln. yang lain. (Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, 2/239)
Maksud berpuasa dua bln. berturut-turut disini yaitu berpuasa sunah pada beberapa besar bln. Sya’ban (hingga 27 atau 28 hari) lantas berhenti puasa satu hari atau dua hari sebelumnya bln. Ramadhan, baru dilanjutkan dengan puasa harus Ramadhan sepanjang sebulan penuh. Hal semacam ini sesuai dengan hadits Aisyah yang sudah ditulis dimuka artikel ini, juga sesuai dengan dalil-dalil lain seperti :
Dari Aisyah RA berkata : “Aku tak pernah lihat beliau SAW semakin banyak berpuasa sunah dari pada bln. Sya’ban. Beliau berpuasa di bln. Sya’ban semua harinya, yakni beliau berpuasa sebulan Sya’ban terkecuali sedikit (sebagian) hari. ” (HR. Muslim no. 1156 serta Ibnu Majah no. 1710)
Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah salah seseorang diantara kalian mendahului puasa Ramadhan dengan puasa (sunah) satu hari atau dua hari terlebih dulu, terkecuali bila seorang sudah umum berpuasa sunnah (umpamanya puasa Senin-Kamis atau puasa Daud—pent) jadi silakan ia berpuasa pada hari itu. ” (HR. Bukhari no. 1914 serta Muslim no. 1082)
Bln. kelalaian
Beberapa ulama salaf menerangkan hikmah dibalik rutinitas Rasulullah SAW perbanyak puasa sunah di bln. Sya’ban. Kedudukan puasa sunah di bln. Sya’ban dari puasa harus Ramadhan yaitu seperti kedudukan shalat sunah qabliyah untuk shalat harus. Puasa sunah di bln. Sya’ban bakal jadi persiapan yang pas serta pelengkap untuk kekurangan puasa Ramadhan.
Hikmah yang lain dijelaskan dalam hadits dari Usamah bin Zaid R. A, ia berkata : “Wahai Rasulullah SAW, mengapa saya tak pernah lihat Anda berpuasa sunah dalam sebulan spesifik yang semakin banyak dari bln. Sya’ban? Beliau SAW menjawab :
ذَلِكَ شَه�'رٌ يَغ�'فِلُ النَّاسُ عَن�'هُ وَهُوَ شَه�'رٌ تُر�'فَعُ فِيهِ الأَع�'مَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَن�' يُر�'فَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ
“Ia yaitu bln. di waktu manusia banyak yang lupa (dari beramal shalih), pada Rajab serta Ramadhan. Ia yaitu bln. di waktu amal-amal dibawa naik pada Allah Rabb semesta alam, jadi saya suka jika amal-amalku diangkat pada Allah waktu saya kerjakan puasa sunah. ” (HR. Tirmidzi, An-Nasai serta Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini)
Bln. menyirami amalan-amalan shalih
Di bln. Ramadhan kita disarankan untuk perbanyak amalan sunah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, shalat tahajud serta witir, shalat dhuha, serta sedekah. Untuk dapat lakukan hal semacam itu semuanya dengan enteng serta istiqamah, kita butuh banyak berlatih. Di sinilah bln. Sya’ban tempati posisi yang begitu mendesak sebagai saat yang pas untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah dengan cara teratur serta kontinu. Dengan latihan itu, di bln. Ramadhan kita bakal punya kebiasaan serta terasa enteng untuk mengerjakannya. Dengan hal tersebut, tanaman iman serta amal shalih bakal menghasilkan takwa yang sesungguhnya.
Abu Bakar Al-Balkhi berkata : “Bulan Rajab yaitu bln. menanam. Bln. Sya’ban yaitu bln. menyirami tanaman. Serta bln. Ramadhan yaitu bln. memanen hasil tanaman. ”
Beliau juga berkata : “Bulan Rajab itu seperti angin. Bln. Sya’ban itu seperti awan. Serta bln. Ramadhan itu seperti hujan. ”
Barangsiapa tak menanam benih amal shalih di bln. Rajab serta tak menyirami tanaman tersebut di bln. Sya’ban, bagaimana mungkin saja ia bakal memanen buah takwa di bln. Ramadhan? Di bln. yang umumnya manusia lupa dari lakukan amal-amal kebajikan ini, telah semestinya apabila kita tak ikutan lupa. Bersegera menuju ampunan Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya yaitu hal yang perlu selekasnya kita kerjakan sebelumnya bln. suci Ramadhan betul-betul datang.
Bln. persiapan menyongsong bln. Ramadhan
Bln. Sya’ban yaitu bln. latihan, pembinaan serta persiapan diri supaya jadi orang yang berhasil beramal shalih di bln. Ramadhan. Untuk isi bln. Sya’ban serta sekalian sebagai persiapan menyongsong bln. suci Ramadhan, ada banyak hal yang semestinya ditangani oleh tiap-tiap muslim.
a. Persiapan iman, mencakup :
Selekasnya bertaubat dari semuanya dosa dengan menyesali dosa-dosa yang sudah lantas, meninggalkan perbuatan dosa itu sekarang ini juga, serta berkemauan bulat untuk akan tidak mengulanginya kembali pada saat mendatang.
Perbanyak doa supaya di beri usia panjang hingga dapat menjumpai bln. Ramadhan.
Perbanyak puasa sunnah di bln. Sya’ban supaya punya kebiasaan dengan cara jasmani serta rohani. Ada cara-cara puasa sunah yang disarankan di bln. Sya’ban, yakni : Puasa Senin-Kamis tiap-tiap minggu ditambah puasa ayyamul bidh (tanggal 13, 14 serta 15 Sya’ban), atau puasa Daud, atau puasa lebih bayak dari itu dari tanggal 1-28 Sya’ban.
Mengakrabkan diri dengan Al-Qur’an lewat cara membaca kian lebih satu juz /hari, ditambah membaca buku-buku tafsir serta lakukan tadabbur Al-Qur’an.
Meresapi kelezatan shalat malam dengan lakukan minimum dua rakaat tahajud serta satu rekaat witir diakhir malam.
Meresapi kelezatan dzikir dengan melindungi dzikir sesudah shalat, dzikir pagi serta petang, serta dzikir-dzikir teratur yang lain.
b. Persiapan Pengetahuan, mencakup :

Thursday, March 30, 2017

Amalan Sunnah Dalam Bulan Ramadhan

Di Bln. Ramadhan, terkecuali melakukan beribadah yang harus seperti berpuasa serta sholat, terdapat banyak amalan beribadah sunat yang lain yang bisa kita praktekan di sehari-harinya kita. Dengan mendampingkan beribadah harus dengan beribadah sunnah, pada akhir bln. Ramadhan kita bisa rasakan hari kemenangan (Idul Fitri) dengan penuh sukacita. Menginginkan tahu apa sajakah amalan beribadah penyempurna Beribadah puasa ini? Mari kita simak berbarengan.

1. Membaca Al-Qur’an
Seperti yang telah kerap disibakkan kalau beribadah pada bln. puasa pahalanya dilipatgandakan, begitu halnya membaca Al-Quran. Diriwayatkan, membaca Al-Quran pada bln. Ramadhan mempunyai keutamaan kalau setiap huruf yang kita baca bakal memperoleh pahala sejumlah 27 kali. Bukan sekedar membaca saja, sebatas mendengar bacaan Al-Qur’an saja untuk umat muslim yaitu pahal, jadi perbanyaklah mendekatkan diri pada bebrapa aktivitas yang sehubungan dengan bacaan Al-Qur’an sepanjang bln. suci Ramadhan.

Bahkan juga bukan sekedar mendengar atau membaca, apabila kita masihlah terbata-bata (belum lancar) dalam membaca Al-qur’an juga, kita bakal memperoleh pahala, di luar ataupun di dalam bln. Ramadhan.

2. Sedekah
Penyempurna beribadah puasa Ramadhan yang lain adalah bersedekah. Diriwayatkan dalam hadist shahih :

Rasullah di tanya : “sedekah manakah yang paling penting? beliau menjawab : Sedekah di Bln. Ramadhan. ” (H. R. Turmudzi).

Oleh karena itu dari pada bebrapa kerap bermegah dengan harta yang kita punyai, tambah baik harta yang kita punyai kita sisihkan beberapa untuk beberapa fakir miskin yang memerlukan. Terlebih bln. Ramadhan juga bln. di mana amal baik dilipatgandakan pahalanya disisi Allah SWT.

3. Shalat Tarawih
Amalan beribadah yang satu ini termasuk juga sunnah muakad artinya tak harus, tetapi sayang sekali pada saat bln. Ramadhan di mana pahala dilipatgandakan ini kita tak melakukan amalan sunnah. Jadi dari pada sesudah berbuka serta magrib kita cuma bengong atau tidur, tambah baik lakukan shslat tarawih.

Kita dapat mengajak keluarga atau bahkan juga sesekali kawan-kawan untuk shalat tarawih berbarengan sebagai bentuk bersilahturahmi yang berpahala juga. Jadi belum afdol rasa-rasanya apabila melakukan puasa Ramadhan tanpa ada melakukan shalat tarawih.

Shalat tarawih ini dapat diterangkan dalam sabda Nabi Muhammad saw :

“Sesungguhnya Allah sudah mewajibkan puasa Ramadhan serta saya sudah mensunatkan qiyamnya (shalat pada malam harinya). karenanya, siapa saja berpuasa di bln. Ramadhan serta shalat dimalah harinya lantaran iman serta mengharap pahala dan ridha Allah, jadi keluarlah dosanya seperti pada hari dia dilahirkan oleh ibunya” (H. R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud serta Tirmidzi).

4. Shalat Witir
Shalat witir biasanya dikerjakan sekalian sesudah tawarih dikerjakan. Seperti tarawih, sholat witir juga hukumnya sunnah muakad serta disarankan oleh Nabi Muhammad saw untuk dikerjakan setiap malam.

Ali r. a. berkata, bahwasannya Nabi saw. pernah bersabda : “barang siapa tak mengerjalan (shalat) witir, jadi tidak dari golonganku. ” (H. R. Ahmad).

Demikian utamanya shalat witir ini tersingkap seperti hadist di atas. Jadi apabila kita melakukan shalat tarawih, supaya lebih prima lagi dirikanlah juga shalat witir sesudahnya, Insha Allah beberapa beribadah ini adalah jalan menuju kesempurnaan puasa Ramadhan.

5. Itikaf
Beribadah yang lain yakni yaitu Beritikaf (berdiam sesaat di masjid dengan kemauan itikaf). beribadah ini disunahkan dikerjakan pada setiap saat, terlebih pada sepuluh hari paling akhir lantaran pada 10 paling akhir Ramadhan serta malam-malam ganjil ada malam “lailatul Qadr. ”

Tuesday, March 28, 2017

Ingat, Ini Amalan Sunnah Ramadhan Terbaik yang Rutin dikerjakan

Bln. Ramadhan sudah tiba, hari ini semua umat muslim didunia tengah melakukan beribadah puasa. Dalam puasa Ramadhan, ada amalan-amalan sunnah yang perlu di ketahui untuk menghidupakn situasi bln. suci itu.

Amalan-amalan itu disarankan serta dicontohkan oleh Rasulullah SAW di bln. Ramadhan. Hingga semua umat muslim bisa berlomba mencapai pahalanya.



Tersebut amalan-amalan sunnah bersama hikmahnya :

1. Melakukan makan sahur

Makan sahur hukumnya sunnah, tetapi ada keberkahan waktu melakukannya. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari serta Muslim, Nabi SAW bersabda :

“Makan sahurlah lantaran sebenarnya pada sahur itu ada barokah. ”

2. Menyegerakan waktu berbuka puasa

Waktu tiba saat buka atau adzan magrib, jadi mesti selekasnya membatalkan puasanya. Seperti hadits Nabi SAW,

“Manusia bakal sentiasa ada dalam kebaikan sepanjang mereka menyegerakan berbuka. ” (HR. al-Bukhari serta Muslim)

3. Melakukan Shalat Tarawih

Beribadah sunnah yang senantiasa ada di bln. Ramadhan yaitu shalat tarawih (qiyamul ramadhan). Rasulullah SAW pernah terasa cemas sebab takut shalat tarawih dikira jadi shalat harus lantaran makin hari makin banyak yang turut shalat berjamaah di masjid hingga beliau pada akhirnya melakukan shalat tarawih munfarid atau sendiri dirumah.

4. Perbanyak membaca Al-Qur’an (Tilawah)

Sesungguhnya membaca ayat suci Al-Qur’an tidak cuma dikerjakan waktu bln. Ramadhan saja, di bebrapa bln. umum juga mesti membiasakan membacanya.

Tetapi, lantaran Al-Qur’an pertama kalinya di turunkan di bln. Ramadhan, jadi Rasulullah SAW juga menyarankan membacanya. Jadi tidak heran bila Rasulullah SAW kerap serta semakin banyak membaca Al-Qur’an pada bln. Ramadhan dibanding di bebrapa bln. lain.

5. Memberi Makanan Berbuka Puasa

Sabda Rasulullah SAW :

“Barang siapa yang memberi makanan berbuka pada orang yang berpuasa, jadi baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa ada kurangi sedikit juga pahala orang yang berpuasa itu” (Shohih Nasa’i serta Tirmidzi)

6. Perbanyak berbuat kebaikan

Bln. Ramadhan yaitu bln. penuh kebaikan untuk tiap-tiap muslim untuk memberi ‘rekening’ pahalanya di segi Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah serta Baihaqi disebutkan kalau amalan sunnah pada bln. Ramadhan bernilai seperti amalan harus serta amalan harus sejumlah 70 amalan harus di bln. terkecuali Ramadhan. Jadi, raihlah tiap-tiap kesempatan untuk berbuat kebaikan sekecil apa pun walau cuma ‘sekedar’ tersenyum di depan orang lain.

7. I’tikaf di Mesjid

I’tikaf yaitu berdiam diri di masjid untuk melaksanakan ibadah dengan cara khusyu’ pada Allah. I’tikaf disunahkan untuk lelaki serta perempuan ; lantaran Rasulullah Saw. senantiasa beri’tikaf terlebih pada sepuluh malam paling akhir Ramadhan serta beberapa istrinya juga turut I’tikaf bersamanya. Disarankan orang yang melakukan I’tikaf perbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, berdoa, istigfar, shalat sunnah dan sebagainya.

Sekian amalan-amalan sunnah di bln. Ramadhan yang perlu di ketahui. Sesungguhnya ada banyak amalan-amalan sunnah lain, tetapi belum pernah kami berikan. Mudah-mudahan berguna untuk kita semuanya serta selamat melakukan.

Friday, March 24, 2017

Amalan Sunnah Khusus Bulan Ramadhan

Amalan-amalan di bln. Ramadan yang melebur menghapus dosa berdasar pada Al-Quran serta hadist sunnah Rasulullah SAW memanglah butuh di ketahui serta dipahami kita sebagai umat Muslim yang harus dalam menggerakkan keharusan berpuasa ramadhan 1 bln. penuh.

Bln. ramadhan yaitu bln. keberkahan, bln. yang mulia yang mana di dalamnya banyak kebaikan serta bernilai lebih dan berlipat-lipat, serta ada kepadanya amalan-amalan yg tidak ada pada bebrapa bln. selainnya.

Pahala puasa ramadan apabila memanglah sesuai sama tuntunan didalam agama Islam serta digerakkan dengan ikhlas jadi Allah Ta'ala yang bakal membalasnya.

Tiap-tiap amalan bakal dilipatgandakan sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kebaikan yang seumpama. Lalu dikecualikan amalan puasa. Amalan puasa tidaklah dilipatgandakan seperti tadi.

Amalan puasa tak dibatasi lipatan pahalanya. Oleh karenanya, amalan puasa bakal dilipatgandakan oleh Allah sampai berlipat ganda tidak ada batasan bilangan.

Amalan Beribadah Yang Menghapus Dosa Di Bln. Ramadhan

Hikmah keutamaan kemuliaan keberkahan ramadhan diantaranya yaitu salah satunya pada bln. berikut permulaan turunnya Al-Qur’an. Dia yaitu bln. ketaatan, beribadah, serta perbuatan baik. Dia juga bln. ampunan, rahmat, serta keridhaan. Dalam bln. ini ada Lailatul Qadar (Malam Kemuliaan) yang tambah baik dari pada seribu bln..

Dengan fasilitas bln. ini, seseorang mukmin melakukan perbaikan tingkah laku keagamaannya serta membenahi masalah dunianya. Pada bln. ini banyak peluang untuk terkabulnya doa.

Banyak juga dalil hadits Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam yang mengatakan keutamaan bln. Ramadhan serta keutamaan berpuasa di bln. ramadan, salah satunya seperti berikut :

Sabda Nabi SAW yang artinya : " Bln. paling penting yaitu bln. Ramadhan, serta hari paling penting yaitu hari Jumat. ” (Diriwayatkan Ath-Thabrani dari Abdullah bin Mas’ud).

Dan juga : " Kalau manusia tahu besarnya pahala yang ada di bln. Ramadhan, pasti dia mengharapkan bln. Ramadhan itu selama th.. " (Diriwayatkan Ath-Thabrani, Ibnu Khuzaimah, serta Al-Baihaqi dari Abu Mas’ud al-Ghifari).

Amalan-Amalan Di Bln. Ramadan

Bln. Ramadhan yaitu bln. yang penuh ampunan. Hingga disebutkan oleh beberapa ulama, bila tak di bln. Ramadhan memperoleh ampunan lalu di bln. mana lagi?

Tersebut dijelaskan sebagian amalan yang dapat melebur dosa di bln. Ramadhan salah satunya yaitu seperti berikut :

Puasa Ramadhan

Amalan yang pertama serta paling penting di bln. Ramadhan yaitu melakukan puasa yang disebut rukun Islam yang ke empat. Semuanya kita tahu mengenai hal semacam itu, namun yang butuh kita ingat kalau puasa tiap-tiap orang dari kita tidak sama nilai serta pahalanya di segi Allah Ta’ala.

Oleh karenanya, mari kita berpuasa bukanlah untuk sekedar melepas keharusan, namun kita melakukannya dengan penuh keimanan serta mengharap balasan Allah. Kita terasa suka dengan puasa serta bukanlah terasa terbebani.

Tersebut dalil bakal keutamaan amalan puasa bln. Ramadan yang bakal menghapus dosa salah satunya yakni :
" Barangsiapa yang berpuasa di bln. Ramadhan lantaran iman serta mengharap pahala dari Allah jadi dosanya di saat lantas bakal diampuni. " (HR. Bukhari Muslim).
" Keluarga, harta, serta anak bisa menjerumuskan seorang dalam maksiat (fitnah). Tetapi fitnah itu bakal terhapus dengan shalat, shaum, shadaqah, amar ma’ruf (mengajak pada kebaikan) serta nahi mungkar (melarang dari kemungkaran). " (HR. Bukhari Muslim)
Shalat lima saat, berjumpa dengan hari Jumat serta berjumpa dengan Ramadhan

Amalan soleh kebaikan di bln. ramadhan yang bakal menghapus serta meleburkan dosa seperti pada point ke-2 ini berdasar pada dalil hadist dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya :
" Pada shalat yang lima saat, pada jum'at yang satu serta jum’at selanjutnya, pada Ramadhan yang satu serta Ramadhan selanjutnya, diantara amalan-amalan itu bakal diampuni dosa-dosa sepanjang seorang menjauhi dosa-dosa besar. "
Shalat Malam Qiyam Ramadhan (Tarawih)

Shalat malam yaitu shalat sunnah yang begitu besar pahalanya baik ditangani di bln. Ramadhan maupun diluar bln. Ramadhan. Tetapi shalat malam di bln. Ramadhan yang kita kenal dengan shalat Tarawih mempunyai keutamaan lebih dari pada di terkecuali bln. Ramadhan. Jadi sebaiknya kita berlomba untuk mengerjakannya.

Situasi Ramadhan serta balasan pahala yang besar memberi pada kita semangat yang lebih untuk melakukannya. Serta mudah-mudahan apa yang kita kerjakan di bln. Ramadhan jadi latihan untuk kita untuk membiasakan diri sesudah Ramadhan berlalu serta adalah awal untuk meneruskan amalan-amalan kebaikan kita di sebelas bln. selanjutnya.

Tersebut disini dalil hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
" Barangsiapa lakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) lantaran iman serta mencari pahala, jadi dosa-dosanya yang sudah lantas bakal diampuni. "

Amalan-Amalan Di Bln. Ramadan

Membaca serta Tadabbur Al Qur’an

Bln. Ramadhan yaitu bln. Al Qur’an. Pada bln. Ramadhan, Al Qur’an di turunkan. Allah Ta’ala berfirman, “Bulan Ramadhan, bln. yang di turunkan di dalamnya Al Quran sebagai panduan untuk manusia serta sebagian keterangan tentang panduan itu serta pembeda (pada yang haq serta yang bathil) ” (QS. Al Baqarah : 185)

Al Qur’an yaitu kitab panduan. Serta supaya kita dapat mengambil panduan darinya, jadi kita mesti mengerti arti serta maknanya. Membaca Al Qur’an yaitu amalan yang luar besar nilainya.

Namun mentaddaburi serta mengerti maknanya, lalu mengambil panduan hidup darinya, tersebut maksud Al Qur’an di turunkan. Oleh karenanya, mari kita menjadikan bln. Ramadhan bln. membaca serta mentaddaburi Al Qur’an.

Menghidupkan Shalat Malam Pada Lailatul Qadar

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menjelaskan kalau pengampunan dosa pada lailatul qadar yaitu jika seorang memperoleh malam itu, sedang pengampunan dosa pada puasa Ramadhan serta qiyam Ramadhan (shalat tarawih) yaitu jika bln. Ramadhan sudah selesai. (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 365-366).

Pahala sholat malam pada malam Lailatul Qodar jadi bakal diampuni dosa-dosa yang sudah lantas. Hal semacam ini berdasar pada dalil hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang

Sedekah Di Bln. Ramadhan

Amalan beribadah bln. Ramadhan bukan sekedar yang terkait segera dengan Allah Ta’ala, namun juga ada amalan yang memberi dampak kebaikan segera pada orang lain, salah nya ialah sedekah.

Lantaran memanglah banyak Keutamaan Hikmah Pahala Sedekah Di Bln. Ramadhan ini.

Tuesday, March 21, 2017

Tata Cara BersuciI Setelah Haid, Nifas, Istihadhah, Dan Junub

Ibu memiliki kandungan serta akan melahirkan anak pantas tahu mengenai mandi harus selepas bersalin. Untuk orang Islam yaitu WAJIB untuk mandi hadas besar ini agar amalan kita diterima Allah. Ada pula sesetengah ibu yang sudah melahirkan anak 5 orang tidak paham ada mandi harus terlepas bersalin.

Mandi harus selepas bersalin terbahagi pada dua iaitu :

Wiladah : Mandi harus selepas melahirkan bayi samada dengan cara normal atau pembedahan. Maknanya apabila bayi keluar je dari perut ibu, WAJIB selalu mandi harus. Bila bersalin normal pada saat pagi, petang dah bisa mandi Wiladah.

Tujuannya :

" Sahaja saya mandi harus Wiladah kerana Allah Taala "

Ratakan air keseluruh tubuh.

Nifas : Mandi harus sesudah darah nifas berhenti. Tempoh darah nifas keluar paling lama yaitu 60 hari. Bila darah nifas keluar lebih dari pada 60 hari ia disangka sebagai darah Istihadha. Mandi Nifas harus dikerjakan meskipun cuma setitis darah nifas. Bila darah nifas tak keluar memadailah cuma Mandi wiladah sahaja serta butuh solat seperti umum selepas bersalin. Namun bila darah nifas keluar sesudah hari yang ke10 selepas melahirkan anak anda butuh berhenti saat itu juga dari kerjakan solat.

Bila anda keguguran butuh mandi nifas.

Kemauan :

" Sahaja saya mandi Nifas kerana Allah Taala "

Ratakan air keseluruhnya tubuh.

Wallahualam..

Friday, March 17, 2017

Doa Niat Mandi Nifas dalam Bahasa Arab, Latin dan Artinya Lengkap

Di bawah ini bakal diterangkan bakal tata langkah mandi haidl yang sudah diterangkan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam pada golongan perempuan dari kelompok shahabat. Keterangan mengenai kaifiyat mandi haidl ini dapat adalah keterangan mengenai kaifiyat mandi nifas untuk wanita yang melahirkan. Sebab kadang-kadang kalimat nifas memiliki arti haidl, seperti Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bertanya pada istrinya Aisyah radliyallahu anha, أَ نَفِس�'تِ ؟ (Apakah engkau nifas yakni haidl?), 1 saat bersedih karena tidak bisa lakukan thawaf seperti wanita lain bisa melakukakannya. 2

عن عائشة رضي الله عنها أَنَّ أَسم�'اَءَ سَأَلَتِ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم عَن�' غَس�'لِ ا�'لمـَحِي�'ضِ ؟ فَقَالَ : تَأ�'خُذُ إِح�'دَاكُنَّ مَاءَ هَا وَ سِد�'رَتَهَا فَتَطَهَّرُ فَتُح�'سِنُ الطَّهُو�'رَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأ�'سِهَا فَتَد�'لُكُهُ دَل�'كًا شَدِي�'دًا حَتىَّ تَب�'لُغَ شُؤُو�'نَ رَأ�'سِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَي�'هَا ا�'لمـَاءَ ثُمَّ تَأ�'خُذُ فِر�'صَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا فَقَالَت�' أَسم�'اَءُ : وَ كَي�'فَ تَطَهَّرُ بِهَا؟ فَقَالَ : سُب�'حَانَ اللهِ تَطَهَّرِي�'نَ بِهَا فَقَالَت�' عَائِشَةُ (كَأَنهَّاَ تُخ�'فِى ذَلِكَ) : تَتَّبَعِي�'نَ أَثَرَ الدَّمَ وَ سَأَل�'تُهُ عَن�' غُس�'لِ ا�'لجَنَابَةِ؟ فَقَالَ : تَأ�'خُذُ مَاءً فَتَطَهَّرُ فَتُح�'سِنُ الطَّهُو�'رَ أَو�' تُب�'لِغُ الطَّهُو�'رَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأ�'سِهَا فَتَد�'لُكُهُ حَتىَّ تَب�'لُغَ شُؤُو�'نَ رَأ�'سِهَا ثُمَّ تُفِي�'ضُ عَلَي�'هَا ا�'لمـَاءَ فَقَالَت�' عَائِشَةُ : نِع�'مَ النِّسَاءُ نِسَاءُ ا�'لأَن�'صَارِ لَم�' يَكُن�' يَم�'نَعُهُنَّ ا�'لحَيَاءُ أَن�' يَتَفَقَّه�'نَ فىِ الدِّي�'نِ

Dari Aisyah radliyallahu anha sebenarnya Asma’ pernah ajukan pertanyaan pada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengenai mandi haidl. Beliau menjawab, ”Hendaklah seorang diantara kalian mengambil air serta daun sidrahnya (saat ini umpamanya sabun). Lantas ia bersuci serta membaguskan bersucinya. Lalu ia menuangkan (air) diatas kepalanya lantas menggosok-gosoknya dengan kuat hingga meraih ujung kepala. Setelah itu ia menuangkan air (ke semua badannya), lalu mengambil kain yang di beri aroma lantas ia bersihkan dengannya”. Asma berkata, ”Bagaimana langkah bersihkan dengannya? ”. Beliau bersabda, ”Subhanallah, engkau bersihkan dengannya”. Aisyah berkata (seakan-akan ia merahasiakan hal semacam itu), ”Ikutilah sisa-sisa darah”. Asma juga ajukan pertanyaan mengenai mandi janabat. Beliau menjawab, ”Hendaklah ia mengambil air lantas ia bersuci serta membaguskan atau menyempurnakan bersucinya. Lalu menuangkan air diatas kepalanya serta menggosok-gosoknya hingga hingga keujung kepala lantas mengguyurkan air atasnya”. Aisyah berkata, ”Sebaik-baik perempuan yaitu perempuan anshor lantaran rasa malu tak menghindar mereka untuk mengerti agama”. HR Muslim : 332, al-Bukhoriy : 314, 315, 7357, an-Nasa’iy : I/136-137, Abu Dawud : 314, 315, 316, Ibnu Majah : 642, Ahmad : VI/122 serta al-Hakim : 248. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy : Shahih. 3

Berdasar pada dalil hadits diatas, dipahami langkah mandi haidl yang pernah diterangkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pada Asma’, yakni ;

1). Si wanita menyiapkan air serta daun sidrah/bidara (saat ini dapat ditukar dengan sabun).

Sebelumnya mandi, sebaiknya wanita yang menginginkan mandi haidl atau nifas itu menyiapkan diri dengan sediakan air serta daun sidrah, bila ada. Tetapi bila tak ada, akan mempersiapkan sabun untuk bersihkan darah yang mungkin masihlah menempel pada daerah kemaluannya yang terserang beberapa sisa darah. Serta mempersiapkan aroma berbentuk minyak kesturi atau seumpamanya serta secarik kain atau kapas untuk memoleskan aroma itu di bagian yang terserang beberapa sisa darah untuk mengihalangkan bebauan yg tidak mengasyikkan.

Disunnahkan memakai sabun serta alat pembersih yang lain terkecuali air supaya hilang bau tak enak dari sisa haidl.

2). Kemauan yg tidak disampaikan lisan.

3). Mengatakan tasmiyah (bismillah).

4). Lalu bersuci (wudlu) lantas membaguskan berwudlunya.

Yaitu wanita yang akan lakukan mandi haidl atau nifas itu memulainya dengan wudlu yang prima dengan tersisa pembasuhan kaki atau bisa juga tak, seperti dikerjakan seperti pada mandi janabat.

Berkata al-Imam an-Nawawiy rahimahullah, “Ketika memberi komentar hadits Aisyah radliyallahu anha diatas, “Bahwa yang disebut bersuci yang pertama yaitu wudlu seperti didalam karakter mandinya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam”. 4

عن عَائِشَةَ أَنَّ ام�'رَأَةً سَأَلَتِ النَّبيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَت�' : يَا رَسُو�'لَ اللهِ كَي�'فَ أَغ�'تَسِلُ عِن�'دَ الطُّهُو�'رِ؟ قَالَ : خُذِي فِر�'صًة مُم�'سِكَةً فَتَوَضَّئِي بِهَا قَالَت�' : كَي�'فَ أَتَوَضَّأُ بِهَا؟ قَالَ : تَوَضَّئِي بِهَا قَالَت�' : كَي�'فَ أَتَوَضَّأُ بِهَا؟ قَالَت�' : ثُمَّ إِنَّ رَسُو�'لَ اللهِ صلى الله عليه و سلم سَبَّحَ وَ أَع�'رَضَ عَن�'هَا فَفَطِنَت�' عَائِشَةُ لمِــَا يُرِي�'دُ رَسُو�'لُ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَت�' : فَأَخَذ�'تهُاَ وَ جَبَذ�'تهُاَ إِلَيَّ فَأَخ�'بَر�'تهُاَ بِمَا يُرِي�'دُ رَسُو�'لُ اللهِ صلى الله عليه و سلم

Dari Aisyah radliyallahu anha sebenarnya seseorang wanita pernah ajukan pertanyaan pada nabi Shallallahu alaihi wa sallam, ia berkata, “Wahai Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bagaimana langkahnya saya mandi saat bersuci? ”. Beliau menjawab, “Ambillah secarik kain (atau kapas) yang di beri aroma lantas berwudlulah (bersihkan) dengannya”. Ia berkata lagi, “Bagaimanakah langkahnya saya bersihkan dengannya? ”. Beliau menjawab, “bersihkan dengannya”. Wanita itu berkata lagi, “Bagaimanakah langkahnya saya bersihkan dengannya? ”. Aisyah berkata, ”Kemudian Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bertasbih serta berpaling darinya”. Jadi mengertilah Aisyah pada apa yang dikehendaki oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Aisyah berkata, ”Lalu saya memegang serta menariknya kepadaku lantas mengkhabarkan padanya mengenai apa yang dikehendaki oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam”. HR an-Nasa’iy : I/207-208. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy : Shahih. 5

5). Lalu menuangkan (air) ke atas kepalanya lantas menggosok-gosokkan dengan keras hingga meraih akar-akar rambut.

Yaitu menuangkan air ke atas kepala lantas menggosok-gosokkan jari jemari pada kulit kepala dengan kuat supaya air masuk ke pori-pori rambut kepala. Jadi ketika itu, disyariatkan untuk menguraikan atau melepas sanggulan atau kepangan rambut kepala yg tidak dikerjakan pada saat mandi janabat.

عن عائشة أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَ لَهَا وَ كَانَت�' حَائِضًا : ان�'قُضِي شَع�'رَكِ وَ اغ�'تَسِلِي�' قَالَ عَلِيٌّ فىِ حَدِي�'ثِهِ : ان�'قُضِي رَأ�'سَكِ

Dari Aisyah radliyallahu anha sebenarnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda padanya serta ia tengah haidl, ”Uraikan rambutmu serta mandilah”. Ali berkata didalam haditsnya, ”Uraikan (rambut) kepalamu”. HR Ibnu Majah : 641. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy : Shahih. 6