Friday, March 17, 2017

Doa Niat Mandi Nifas dalam Bahasa Arab, Latin dan Artinya Lengkap

Di bawah ini bakal diterangkan bakal tata langkah mandi haidl yang sudah diterangkan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam pada golongan perempuan dari kelompok shahabat. Keterangan mengenai kaifiyat mandi haidl ini dapat adalah keterangan mengenai kaifiyat mandi nifas untuk wanita yang melahirkan. Sebab kadang-kadang kalimat nifas memiliki arti haidl, seperti Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bertanya pada istrinya Aisyah radliyallahu anha, أَ نَفِس�'تِ ؟ (Apakah engkau nifas yakni haidl?), 1 saat bersedih karena tidak bisa lakukan thawaf seperti wanita lain bisa melakukakannya. 2

عن عائشة رضي الله عنها أَنَّ أَسم�'اَءَ سَأَلَتِ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم عَن�' غَس�'لِ ا�'لمـَحِي�'ضِ ؟ فَقَالَ : تَأ�'خُذُ إِح�'دَاكُنَّ مَاءَ هَا وَ سِد�'رَتَهَا فَتَطَهَّرُ فَتُح�'سِنُ الطَّهُو�'رَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأ�'سِهَا فَتَد�'لُكُهُ دَل�'كًا شَدِي�'دًا حَتىَّ تَب�'لُغَ شُؤُو�'نَ رَأ�'سِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَي�'هَا ا�'لمـَاءَ ثُمَّ تَأ�'خُذُ فِر�'صَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا فَقَالَت�' أَسم�'اَءُ : وَ كَي�'فَ تَطَهَّرُ بِهَا؟ فَقَالَ : سُب�'حَانَ اللهِ تَطَهَّرِي�'نَ بِهَا فَقَالَت�' عَائِشَةُ (كَأَنهَّاَ تُخ�'فِى ذَلِكَ) : تَتَّبَعِي�'نَ أَثَرَ الدَّمَ وَ سَأَل�'تُهُ عَن�' غُس�'لِ ا�'لجَنَابَةِ؟ فَقَالَ : تَأ�'خُذُ مَاءً فَتَطَهَّرُ فَتُح�'سِنُ الطَّهُو�'رَ أَو�' تُب�'لِغُ الطَّهُو�'رَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأ�'سِهَا فَتَد�'لُكُهُ حَتىَّ تَب�'لُغَ شُؤُو�'نَ رَأ�'سِهَا ثُمَّ تُفِي�'ضُ عَلَي�'هَا ا�'لمـَاءَ فَقَالَت�' عَائِشَةُ : نِع�'مَ النِّسَاءُ نِسَاءُ ا�'لأَن�'صَارِ لَم�' يَكُن�' يَم�'نَعُهُنَّ ا�'لحَيَاءُ أَن�' يَتَفَقَّه�'نَ فىِ الدِّي�'نِ

Dari Aisyah radliyallahu anha sebenarnya Asma’ pernah ajukan pertanyaan pada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengenai mandi haidl. Beliau menjawab, ”Hendaklah seorang diantara kalian mengambil air serta daun sidrahnya (saat ini umpamanya sabun). Lantas ia bersuci serta membaguskan bersucinya. Lalu ia menuangkan (air) diatas kepalanya lantas menggosok-gosoknya dengan kuat hingga meraih ujung kepala. Setelah itu ia menuangkan air (ke semua badannya), lalu mengambil kain yang di beri aroma lantas ia bersihkan dengannya”. Asma berkata, ”Bagaimana langkah bersihkan dengannya? ”. Beliau bersabda, ”Subhanallah, engkau bersihkan dengannya”. Aisyah berkata (seakan-akan ia merahasiakan hal semacam itu), ”Ikutilah sisa-sisa darah”. Asma juga ajukan pertanyaan mengenai mandi janabat. Beliau menjawab, ”Hendaklah ia mengambil air lantas ia bersuci serta membaguskan atau menyempurnakan bersucinya. Lalu menuangkan air diatas kepalanya serta menggosok-gosoknya hingga hingga keujung kepala lantas mengguyurkan air atasnya”. Aisyah berkata, ”Sebaik-baik perempuan yaitu perempuan anshor lantaran rasa malu tak menghindar mereka untuk mengerti agama”. HR Muslim : 332, al-Bukhoriy : 314, 315, 7357, an-Nasa’iy : I/136-137, Abu Dawud : 314, 315, 316, Ibnu Majah : 642, Ahmad : VI/122 serta al-Hakim : 248. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy : Shahih. 3

Berdasar pada dalil hadits diatas, dipahami langkah mandi haidl yang pernah diterangkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pada Asma’, yakni ;

1). Si wanita menyiapkan air serta daun sidrah/bidara (saat ini dapat ditukar dengan sabun).

Sebelumnya mandi, sebaiknya wanita yang menginginkan mandi haidl atau nifas itu menyiapkan diri dengan sediakan air serta daun sidrah, bila ada. Tetapi bila tak ada, akan mempersiapkan sabun untuk bersihkan darah yang mungkin masihlah menempel pada daerah kemaluannya yang terserang beberapa sisa darah. Serta mempersiapkan aroma berbentuk minyak kesturi atau seumpamanya serta secarik kain atau kapas untuk memoleskan aroma itu di bagian yang terserang beberapa sisa darah untuk mengihalangkan bebauan yg tidak mengasyikkan.

Disunnahkan memakai sabun serta alat pembersih yang lain terkecuali air supaya hilang bau tak enak dari sisa haidl.

2). Kemauan yg tidak disampaikan lisan.

3). Mengatakan tasmiyah (bismillah).

4). Lalu bersuci (wudlu) lantas membaguskan berwudlunya.

Yaitu wanita yang akan lakukan mandi haidl atau nifas itu memulainya dengan wudlu yang prima dengan tersisa pembasuhan kaki atau bisa juga tak, seperti dikerjakan seperti pada mandi janabat.

Berkata al-Imam an-Nawawiy rahimahullah, “Ketika memberi komentar hadits Aisyah radliyallahu anha diatas, “Bahwa yang disebut bersuci yang pertama yaitu wudlu seperti didalam karakter mandinya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam”. 4

عن عَائِشَةَ أَنَّ ام�'رَأَةً سَأَلَتِ النَّبيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَت�' : يَا رَسُو�'لَ اللهِ كَي�'فَ أَغ�'تَسِلُ عِن�'دَ الطُّهُو�'رِ؟ قَالَ : خُذِي فِر�'صًة مُم�'سِكَةً فَتَوَضَّئِي بِهَا قَالَت�' : كَي�'فَ أَتَوَضَّأُ بِهَا؟ قَالَ : تَوَضَّئِي بِهَا قَالَت�' : كَي�'فَ أَتَوَضَّأُ بِهَا؟ قَالَت�' : ثُمَّ إِنَّ رَسُو�'لَ اللهِ صلى الله عليه و سلم سَبَّحَ وَ أَع�'رَضَ عَن�'هَا فَفَطِنَت�' عَائِشَةُ لمِــَا يُرِي�'دُ رَسُو�'لُ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَت�' : فَأَخَذ�'تهُاَ وَ جَبَذ�'تهُاَ إِلَيَّ فَأَخ�'بَر�'تهُاَ بِمَا يُرِي�'دُ رَسُو�'لُ اللهِ صلى الله عليه و سلم

Dari Aisyah radliyallahu anha sebenarnya seseorang wanita pernah ajukan pertanyaan pada nabi Shallallahu alaihi wa sallam, ia berkata, “Wahai Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bagaimana langkahnya saya mandi saat bersuci? ”. Beliau menjawab, “Ambillah secarik kain (atau kapas) yang di beri aroma lantas berwudlulah (bersihkan) dengannya”. Ia berkata lagi, “Bagaimanakah langkahnya saya bersihkan dengannya? ”. Beliau menjawab, “bersihkan dengannya”. Wanita itu berkata lagi, “Bagaimanakah langkahnya saya bersihkan dengannya? ”. Aisyah berkata, ”Kemudian Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bertasbih serta berpaling darinya”. Jadi mengertilah Aisyah pada apa yang dikehendaki oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Aisyah berkata, ”Lalu saya memegang serta menariknya kepadaku lantas mengkhabarkan padanya mengenai apa yang dikehendaki oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam”. HR an-Nasa’iy : I/207-208. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy : Shahih. 5

5). Lalu menuangkan (air) ke atas kepalanya lantas menggosok-gosokkan dengan keras hingga meraih akar-akar rambut.

Yaitu menuangkan air ke atas kepala lantas menggosok-gosokkan jari jemari pada kulit kepala dengan kuat supaya air masuk ke pori-pori rambut kepala. Jadi ketika itu, disyariatkan untuk menguraikan atau melepas sanggulan atau kepangan rambut kepala yg tidak dikerjakan pada saat mandi janabat.

عن عائشة أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَ لَهَا وَ كَانَت�' حَائِضًا : ان�'قُضِي شَع�'رَكِ وَ اغ�'تَسِلِي�' قَالَ عَلِيٌّ فىِ حَدِي�'ثِهِ : ان�'قُضِي رَأ�'سَكِ

Dari Aisyah radliyallahu anha sebenarnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda padanya serta ia tengah haidl, ”Uraikan rambutmu serta mandilah”. Ali berkata didalam haditsnya, ”Uraikan (rambut) kepalamu”. HR Ibnu Majah : 641. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy : Shahih. 6

No comments:

Post a Comment